Monday, September 15, 2008

Pisang Plenet Semarang


Nama cemilan khas kota Semarang ini cukup unik, berasal dari cara mengolahnya. Ya, di plenet-plenet (tekan-tekan). Dan sekarang ini bisa dibilang sudah susah mencari penjual yang masih eksis. Beruntung masih nemu di Jl, Pemuda, penjual ini bisa dibilang adalah satu-satunya yang masih bertahan sejak dulu kala. Bayangkan, penjualnya mulai menjajakan cemilan ini dari masih muda, dan sudah menjadi langganan keluarga, bahkan sejak saya belum lahir! 

Makanan ini berasal dari pisang kepok, yang dibakar/panggang sebelum diplenet menggunakan dua buah kotak kayu sehingga menjadi rata, dan diolesi mentega kemudian bisa saja langsung dimakan, atau dicampur dengan selai dan gula bubuk. Tergantung selera lah..Sangat sederhana cara membuatnya, tapi rasanya memang lezat. Tidak akan cukup satu tangkap saja untuk menikmatinya, apalagi dimakan saat udara dingin...hmmm. Kalo ke Semarang, jangan lupa cari ya!

Saturday, September 13, 2008

Nasi Timbel Kampung Daun


Kampung Daun?

Pernah tau atau minimal pernah dengar nama tempat itu kan? Terletak di sebuah lembah di kompleks perumahan Vila Triniti, Sersan Bajuri, Bandung. Lokasi tempatnya dibuat seperti perkampungan tradisional, dengan saung-saung yang tersebar di sepanjang jalan menuju ke atas bukit. Lingkungannya sangat hijau, asri, udara yang sejuk, suara gemericik air adalah ketenangan yang alami mampu membius sampai pada tahapan mengantuk dan tidur.

Nah, itu yang terjadi ketika kesana untuk makan siang, setelah mendapat tempat di sebuah saung dan maen kentongan untuk memesan nasi timbel komplit. Tidak lama kemudian pesanan itu datang, dan sambutan repertoir timbel yang ditempatkan di sebuah piring lebar itu langsung menggugah selera, ada ayam goreng, nasi timbel bungkus daun pisang yang hangat, tempe/tahu goreng, sayur asam, dan leunca. wuiihhh....ajib. Sayang ayam gorengnya agak alot, agak mengurangi kenikmatan, but overall..lumayanlah

Setelah proses makan selesai, keajaiban alam akan terjadi, hawa yang segar itu segera meracuni otak dengan kantuk yang luar biasa dan akhirnya.....zzzzzzzzzzzzzz

Lisung


Apa sih yang dicari di Bandung?

Kalo saya sih ya tempat makan/minum-nya, what else? banyak spot di kota itu begitu strategis : perbukitan, dingin dan view yang membuat mata nyaman, love it :), salah satunya adalah Lisung, adanya di Dago Pakar Timur. Tempatnya bernuansa kayu, berlantai dua dan kalau kita masuk dari depan, justru langsung menuju ke lantai dua-nya itu. Jendela besar yang terbuka lebar mengarah ke perbukitan yang memberi kita view yang bagus lebih lagi di malam hari, kumpulan lampu kota bak kunang-kunang.

Kebetulan kita dapat tempat duduk sofa yang mengarah langsung ke view tersebut. Kursi yang enak dan nyaman, membuat hitungan jam "ngadem" disana tidak terasa. Malam itu tidak kebetulan kesana cuma pingin yang ringan-ringan saja. Karena sebelumnya sudah makan cukup banyak. Jadi hanya memesan kopi yg disebut "the clash" yaitu kopi yang diberi ice cream di toppingnya, teh jahe dan zuppa soup. Jangan harap minuman kita awet panasnya, udara dingin bisa mendinginkan minuman kita dalam hitungan belasan menit. Jadi cepat minum, kalo habis pesan lagi (pesan sponsor dari pemiliknya, hahahaha)

Thursday, September 11, 2008

Ramen Sanpachi 38


Di bilangan melawai, tepatnya sebelah Tamani Cafe, ada grocery kecil yang menjual barang-barang dari negara matahari terbit. Nah, di lantai dua gedung yang dinamai Kamome itu, ada kedai ramen kecil yang enak, namanya Ramen Sanpachi 38. Tebakan sok tau saya, hehehe... tempat ini adalah cabang ke -38 dari seluruh tempat mereka yang tersebar di Jepang, Hongkong, China. Waduh, membayangkan akan menikmati ramen asli olahan chef Jepang, mempercepat langkah menuju tempatnya. Interior kedai itu sederhana, model open kitchen mirip dengan kedai ramen yang sering saya lihat di tivi, dengan kostum pelayannya yang serba merah dan semacam handuk yang diikat di kepala. 
Kebetulan pas kesana sedang tidak terlalu ramai, jadi langsung dapat tempat. Menu langsung disajikan, oh ya mereka serve babi, tapi mereka menjamin masaknya dipisah kok. Kadung udah pingin banget ya akhirnya tetap memesan tapi pastinya pilih menu yang halal. Akhirnya piihan jatuh pada Zigoku Ramen. Ramen yang mie-nya dimasak setengah matang ini berisi sayatan daging, mushroom, bawang bakung, bayam dan kuah spicy olahan khusus. 
Rasanya?
Waaahhhh.......segar mantabs! 
Yang menarik juga, kita bisa memilih tingkat kepedasannya, skalanya 1-10. Tidak perlu pesen minum, karena mereka serve air putih dingin. Selesai makan, mereka memberikan free dessert, pineapple konyaku jelly....perfect! Harga semangkok memang cukup lumayan, Rp 45.000, yah worth it lah.....


Wednesday, September 10, 2008

Martabak HAR - Indian Food


Jalan-jalan ke daerah Hayam Wuruk Kota, bukan berarti harus ke tempat dugem, karaoke dan pijat plus-plus saja :), ada resto India yang enak dan murah lho disana. Kalo  dari arah stasiun kota tempat itu ada sebelum Dunkin' Donut, signage resto berwarna biru itu juga tidak terlalu kelihatan jadi baiknya pelan2 aja kalo sudah mendekati posisi. 
Resto ini adalah cabang dari Palembang, pemiliknya masih keturunan India (tapi memang keling gitu kok, kayaknya memang India asli si...), tempatnya sederhana saja, tidak ada hiasan aneh-aneh, simple. Bagaimana makanannya, apakah se-simple tempatnya?Mari kita buktikan...
Berikut mengalir pesanannya : 1 roti cane, 1 martabak har, 1 nasi briyani, 1 kari ikan. Semua masakan itu datang secara beruntun, dengan porsi yang cukup untuk dua orang. Setelah dicerna, rasanya cukup otentik, cane-nya gurih begitu juga dengan martabaknya, lebih nikmat jka dicocol ke dalam kuah kari. Sedangkan nasi briyani yang terasa sekali bumbu rempahnya, sangat cocok digabung dengan kari ikannya. Untuk meloloskan seretnya menelan nasi, dibantu oleh teh tarik dingin yang manis.
Untuk semua pesanan itu, tidak perlu merogoh kantong terlalu dalam, cukup RP. 70 ribu saja, dijamin keluar dengan kenyang. Danvayad!