Monday, September 15, 2008

Pisang Plenet Semarang


Nama cemilan khas kota Semarang ini cukup unik, berasal dari cara mengolahnya. Ya, di plenet-plenet (tekan-tekan). Dan sekarang ini bisa dibilang sudah susah mencari penjual yang masih eksis. Beruntung masih nemu di Jl, Pemuda, penjual ini bisa dibilang adalah satu-satunya yang masih bertahan sejak dulu kala. Bayangkan, penjualnya mulai menjajakan cemilan ini dari masih muda, dan sudah menjadi langganan keluarga, bahkan sejak saya belum lahir! 

Makanan ini berasal dari pisang kepok, yang dibakar/panggang sebelum diplenet menggunakan dua buah kotak kayu sehingga menjadi rata, dan diolesi mentega kemudian bisa saja langsung dimakan, atau dicampur dengan selai dan gula bubuk. Tergantung selera lah..Sangat sederhana cara membuatnya, tapi rasanya memang lezat. Tidak akan cukup satu tangkap saja untuk menikmatinya, apalagi dimakan saat udara dingin...hmmm. Kalo ke Semarang, jangan lupa cari ya!

Saturday, September 13, 2008

Nasi Timbel Kampung Daun


Kampung Daun?

Pernah tau atau minimal pernah dengar nama tempat itu kan? Terletak di sebuah lembah di kompleks perumahan Vila Triniti, Sersan Bajuri, Bandung. Lokasi tempatnya dibuat seperti perkampungan tradisional, dengan saung-saung yang tersebar di sepanjang jalan menuju ke atas bukit. Lingkungannya sangat hijau, asri, udara yang sejuk, suara gemericik air adalah ketenangan yang alami mampu membius sampai pada tahapan mengantuk dan tidur.

Nah, itu yang terjadi ketika kesana untuk makan siang, setelah mendapat tempat di sebuah saung dan maen kentongan untuk memesan nasi timbel komplit. Tidak lama kemudian pesanan itu datang, dan sambutan repertoir timbel yang ditempatkan di sebuah piring lebar itu langsung menggugah selera, ada ayam goreng, nasi timbel bungkus daun pisang yang hangat, tempe/tahu goreng, sayur asam, dan leunca. wuiihhh....ajib. Sayang ayam gorengnya agak alot, agak mengurangi kenikmatan, but overall..lumayanlah

Setelah proses makan selesai, keajaiban alam akan terjadi, hawa yang segar itu segera meracuni otak dengan kantuk yang luar biasa dan akhirnya.....zzzzzzzzzzzzzz

Lisung


Apa sih yang dicari di Bandung?

Kalo saya sih ya tempat makan/minum-nya, what else? banyak spot di kota itu begitu strategis : perbukitan, dingin dan view yang membuat mata nyaman, love it :), salah satunya adalah Lisung, adanya di Dago Pakar Timur. Tempatnya bernuansa kayu, berlantai dua dan kalau kita masuk dari depan, justru langsung menuju ke lantai dua-nya itu. Jendela besar yang terbuka lebar mengarah ke perbukitan yang memberi kita view yang bagus lebih lagi di malam hari, kumpulan lampu kota bak kunang-kunang.

Kebetulan kita dapat tempat duduk sofa yang mengarah langsung ke view tersebut. Kursi yang enak dan nyaman, membuat hitungan jam "ngadem" disana tidak terasa. Malam itu tidak kebetulan kesana cuma pingin yang ringan-ringan saja. Karena sebelumnya sudah makan cukup banyak. Jadi hanya memesan kopi yg disebut "the clash" yaitu kopi yang diberi ice cream di toppingnya, teh jahe dan zuppa soup. Jangan harap minuman kita awet panasnya, udara dingin bisa mendinginkan minuman kita dalam hitungan belasan menit. Jadi cepat minum, kalo habis pesan lagi (pesan sponsor dari pemiliknya, hahahaha)

Thursday, September 11, 2008

Ramen Sanpachi 38


Di bilangan melawai, tepatnya sebelah Tamani Cafe, ada grocery kecil yang menjual barang-barang dari negara matahari terbit. Nah, di lantai dua gedung yang dinamai Kamome itu, ada kedai ramen kecil yang enak, namanya Ramen Sanpachi 38. Tebakan sok tau saya, hehehe... tempat ini adalah cabang ke -38 dari seluruh tempat mereka yang tersebar di Jepang, Hongkong, China. Waduh, membayangkan akan menikmati ramen asli olahan chef Jepang, mempercepat langkah menuju tempatnya. Interior kedai itu sederhana, model open kitchen mirip dengan kedai ramen yang sering saya lihat di tivi, dengan kostum pelayannya yang serba merah dan semacam handuk yang diikat di kepala. 
Kebetulan pas kesana sedang tidak terlalu ramai, jadi langsung dapat tempat. Menu langsung disajikan, oh ya mereka serve babi, tapi mereka menjamin masaknya dipisah kok. Kadung udah pingin banget ya akhirnya tetap memesan tapi pastinya pilih menu yang halal. Akhirnya piihan jatuh pada Zigoku Ramen. Ramen yang mie-nya dimasak setengah matang ini berisi sayatan daging, mushroom, bawang bakung, bayam dan kuah spicy olahan khusus. 
Rasanya?
Waaahhhh.......segar mantabs! 
Yang menarik juga, kita bisa memilih tingkat kepedasannya, skalanya 1-10. Tidak perlu pesen minum, karena mereka serve air putih dingin. Selesai makan, mereka memberikan free dessert, pineapple konyaku jelly....perfect! Harga semangkok memang cukup lumayan, Rp 45.000, yah worth it lah.....


Wednesday, September 10, 2008

Martabak HAR - Indian Food


Jalan-jalan ke daerah Hayam Wuruk Kota, bukan berarti harus ke tempat dugem, karaoke dan pijat plus-plus saja :), ada resto India yang enak dan murah lho disana. Kalo  dari arah stasiun kota tempat itu ada sebelum Dunkin' Donut, signage resto berwarna biru itu juga tidak terlalu kelihatan jadi baiknya pelan2 aja kalo sudah mendekati posisi. 
Resto ini adalah cabang dari Palembang, pemiliknya masih keturunan India (tapi memang keling gitu kok, kayaknya memang India asli si...), tempatnya sederhana saja, tidak ada hiasan aneh-aneh, simple. Bagaimana makanannya, apakah se-simple tempatnya?Mari kita buktikan...
Berikut mengalir pesanannya : 1 roti cane, 1 martabak har, 1 nasi briyani, 1 kari ikan. Semua masakan itu datang secara beruntun, dengan porsi yang cukup untuk dua orang. Setelah dicerna, rasanya cukup otentik, cane-nya gurih begitu juga dengan martabaknya, lebih nikmat jka dicocol ke dalam kuah kari. Sedangkan nasi briyani yang terasa sekali bumbu rempahnya, sangat cocok digabung dengan kari ikannya. Untuk meloloskan seretnya menelan nasi, dibantu oleh teh tarik dingin yang manis.
Untuk semua pesanan itu, tidak perlu merogoh kantong terlalu dalam, cukup RP. 70 ribu saja, dijamin keluar dengan kenyang. Danvayad!

Rakuzen - Japanese Restaurant


Bagi pecinta makanan Jepang dan kebetulan lagi main ke Pacific Place, jangan lupa mampir ke resto ini. Alasan utamanya, karena rasa masakannya yang otentik, diolah oleh chef dari negara asalnya dan cukup reasonable price. Tempatnya di lantai 5, dengan interior yang simple modern dan nyaman, dengan beberapa bagian memiliki view ke arah kolam air mancur. Cukup menentramkan mata lah.
Pas kesana, kebetulan dapat spot yang enak itu dan cukup men-trigger untuk segera memesan makanan. Mulailah memilih menu yang disodorkan, dan akhirnya pilihannya adalah : 1 salmon sashimi, 1 uni sashimi salad, 1 paket lengkap chicken teriyaki (incl. sushi, miso soup, salad dan fruit) dan 1 gohan (japanese white rice), minumannya 1 mountain brz.. Slurp....
Uni salad dan salmon sashimi langsung habis secepat kilat begitu dihidangkan, rasa keduanya tidak usah dikomentarin lagi kecuali : enak! Nah, mulailah menyantap main coursenya, dimulai dengan menyeruput miso soup dan ngemil sushi, dilanjut nyomot daging ayam yang sudah nyerep bumbu teriyakinya dan gohan yg panas ngepul, nyamm.....dan makan hari itu ditutup dengan makan ogura ice cream.
Overall, resto ini memang patut acungan jempol dan bisa jadi tempat yang tepat pas lagi kangen makanan Jepang. Haik!

Coquelicot - French Bistro


Di daerah Jerut Purut, Jakarta Selatan, ada resto Perancis yang layak untuk dikunjungi. Tempatnya di seberang toko buku MP Point. Menempati bangunan yang tidak terlalu besar, interiornya didominasi poster grafis ala moulin rouge dan hanya ada 10-an meja didalamnya. Artinya siap-siap 'waiting list' kalo lagi penuh. Lighting juga minimalis alias agak temaram, cocok untuk ngadem dan yang penting free wi-fi available :)
Setelah intip-intip menunya (dan harga pastinya...hehehe) akhirnya memesan makanan yg juga direkomendasikan oleh mereka : 1 back ribs, 1 roast chicken, 1 escargot, 1 mussel dan minumannya 1 mojito lychee dan 1 lulaby. Tak lama kemudian hidangan sudah tersaji....jreng....jreng...the moment of truth, mulailah bergaul dengan makanan2 tersebut. Suap demi suap makanan itu masuk ke mulut...nyam...mulai mencerna dan wah, ternyata enak semua! Memang layak jadi menu andalan, setiap makanan memiliki taste yang pas, bumbu yang tepat dan porsi yang sesuai. Worth it lah dengan harus membayar hampir 400 ribu untuk semua pesanan tadi, mahal ya..hiks

Tuesday, June 17, 2008

Warung Japanese Food Pak Warto


Untuk menikmati makanan asli negara sakura, seperti Yakiniku atau Teriyaki, kita tidak perlu lagi datang ke restoran jepang yang apik dan mahal. Jenis makanan itu sudah bisa kita jumpai di pinggir-pinggir jalan di daerah Blok A dan Blok M. Salah satunya adalah Warung Japanese Food Pak Warto. Berada di jalan Fatmawati, sebelum Pasar Blok A, warung pinggir jalan ini mudah dikenali, bertenda warna hijau dengan tulisan besar yang menandai tempat ini menjual masakan jepang.
Menu yang tersedia memang terbatas. Hanya Teriyaki (beef, chicken), Yakiniku (beef,chicken), salad jepang, nasgor jepang dan beberapa menu lain. Dan menu yang kita pilih malam itu adalah beef teriyaki dan chicken yakiniku. Jangan bayangkan formasi makanan seperti di resto yang otentik, di warung ini kedua menu yang kita pilih disusun dalam piring plastik yang berisi daging/ayam yang telah dimasak dengan salad jepang dan semangkok nasi yang ditempatkan di mangkok kecil. Rasanya?hmm..not bad, sedikit eneg tapi lumayan lah...

Kedai Tiga Nyonya


Resto yang menyajikan masakan cina peranakan selalu menarik untuk dikunjungi. Pertama karena repertoir menu-nya dan kedua, karena suasananya. Umumnya resto peranakan memiliki interior yang percampuran melayu-cina, mebel khas jaman lama, pernak-pernik jadul, unik dan memperlihatkan akulturasi dua budaya. Salah satunya adalah Kedai Tiga Nyonya, yang berada di TIS Square (tebet).
Konon makanan di resto, resepnya diperoleh pemilik secara turun temurun. Kalo ditilik dari harganya memang agak mahal. Tapi pastinya mengundang pertanyaan, apakah seenak rasanya? Tanpa buang waktu, langsung membuka menu makanan yang disodorkan pelayan dan mulai memilih. Pilihan pembuka adalah Tahu Pong dengan bumbu petis, untuk makanan utama Tumis Cumi Ketimun, Ketoprak dan Sate Ayam. Minumnya Teh Tarik.
Tahu Pong yang datang di awal langsung dilahap. Sayang, tahunya tidak kembung dan kurang crunchy, meski bumbu petisnya cukup enak. Belum habis suapan terakhir, pesanan lain berdatangan. Sate dihidangkan dengan bumbu kecap bukan bumbu kacang, dagingnya empuk. Sedangkan potongan cumi yang dimasak tumis itu cukup besar dan rasanya juga cukup enak. Sementara ketopraknya agak standar saja rasanya.
Overall, rasa dan harganya cukup worth it. Tapi ya memang tidak luar biasa, yang menggembirakan, semua masakan mereka dijamin tidak menggunakan MSG, hanya mengandalkan campuran gula, garam dan rempah-rempah. Setidaknya makan sehat deh...

Monday, June 16, 2008

Pepper Lunch


Konsep makan DIY (Do It Yourself) bisa dibilang bukan barang baru, shabu-shabu atau hot pot adalah contoh implementasi konsep itu. Kemudian konsep menikmati makanan itu diadaptasi oleh penemu Pepper Lunch, Mr. Kunio Ichinose, dengan mengembangkan menu makan daging (steak) dengan cara memasak sendiri (grill) diatas hot plate yang dipanaskan terlebih dahulu di suhu 260C selama 70 detik. Panas itu mampu bertahan selama 20 menit, dan cukup waktu bagi orang untuk memasak dan mencampur masakan dengan bumbu yang tersedia (garlic/honey)

Daging yang dimasak itu disajikan dengan berbagai campuran, mulai dari nasi, sayuran, telur bahkan saus kari. Menunya jadi macam-macam, ada Beef Pepper Rice, Curry Beef Pepper, Rib Eye Steak, dll. Resto Pepper Lunch di Jakarta salah satunya ada di Plaza Indonesia, berada di lantai dasar, didominasi oleh warna kayu dan kaca yang lebar. Di beberapa bagian dindingnya dipasang LCD TV yang memutar cara memasak dan mengolah makanan sebelum disantap. Sangat membantu bagi mereka yang baru pertama kali makan disana.

Hari itu saya memilih menu andalan mereka, Beef Pepper Rice, yang terdiri dari sayatan daging sapi, yang disajikan dengan nasi yang bagian atasnya tertutupi oleh jagung. Setelah sibuk memasak dan mencampur dengan bumbu -bumbu, mulailah menyantapnya dan memang rasanya cukup nikmat. Pilihan bumbu ada dua : garlic untuk yang menyukai asin dan honey bagi yang suka manis. Tapi bisa juga dicampur keduanya supaya menghasilkan rasa yang lebih unik. Haik!

Sunday, June 15, 2008

Ta Wan


Di setiabudi building, kuningan ada beberapa resto chinese, misalnya : ming, golden century dan ta wan. Nah, yang terakhir disebut ini yang saya datangi malam itu. Pernah sih sekali makan disana tapi itu sudah lama sekali, sampe gak inget lagi rasa masakannya seperti apa. Jadi penasaran lagi untuk nyobain lagi.

Kebetulan memang musti ketemuan temen untuk meeting di gedung itu dan pas pula jam makan malam, akhirnya kita memutuskan untuk sekalian makan sambil ngobrol disana. Tempatnya rame, dan harus waiting list pula, untung cm urutan kedua jadi cepet. Begitu dapat tempat langsung pesan makanan. Karena meeting bertiga, jadi diputuskan untuk makan tengah. Menu yang dipilih, untuk appetizer dipilih lumpia Lie Hong Kien trus menu makannya Scallop Brocolli in Oyster Sauce, Udang Telor Asin dan Sapi Lada Hitam.

Rasanya?
harus dikasi dua jempol nih buat rasa dan kualitas masakannya. Hanya saja scallop brocolli-nya terlalu manis, tapi yang lain memang layak dapat pujian. Bisa dibilang kita makan nikmat, bukan cuma enak. Oh ya, di Ta Wan ini juga terkenal menu bubur-nya. Ok, Ta Wan saya kasi bintang empat deh....:)

Gudeg Bu Laminten


Gudeg, makanan asli yogya ini memang punya rasa tersendiri. Rasa manis dari nangka muda yang dimasak semalaman dengan gula jawa dan bumbu-bumbu lainnya ini memang khas sekali. Manisnya masakan jawa. Biasanya dihidangkan dengan telor pindang, krecek dan ayam goreng atau opor.

Banyak tempat di Jakarta yang menjual gudeg, salah satunya adalah Bu Laminten, di jalan Sabang. Tempat jualannya di depan toko kaset Duta Suara, berbentuk warung pinggir jalan. Menu utama yang ditawarkan adalah gudeg dan ayam goreng kalasan, ada juga ayam panggang klaten yang terkenal enak juga tapi sayangnya hari itu lagi kosong.

Tanpa ba bi bu, langsung pesen nasi gudeg komplit. Isinya gudeg, tahu, krecek, telor pindang, ayam goreng kalasan dan srundeng. Piringnya dari bahan anyaman dan dialasi kertas. Tampilannya meyakinkan, tapi ternyata rasanya kurang nendang. Manisnya gudeg kurang mantep, ayam gorengnya juga kurang crunchy, dan tidak ada sambal manis khas yang biasa dihidangkan bersama gudeg. Jadi gagal deh bayangan awal untuk bisa menikmati nikmatnya gudeg yogya. Mudah2an tempat lain ada yang lebih mak nyus....semoga!

Loy Kee Best Chicken Rice


Kalo kangen makan nasi hainan dengan ayam yang di-steamed (chicken rice) coba aja mampir ke La Piazza, Kelapa Gading. Disana ada Loy Kee Best Chicken Rice, resto yang sejak tahun 1953 sudah memulai melayani perut warga Singapore ini, bermula dari hanya berjualan di pinggir jalan (hawker). Karena terkenal kelezatannya, bisnis itu mulai berkembang menjadi restoran yang memiliki banyak cabang.

Ok, cukup dengan prolognya....mari mencoba makanannya. Dan mulailah memesan Loy Kee Chicken Set, yang berisi nasi hainan, ayam steamed, kuah dan tumis pak choy. Sambil menunggu main course, saya memesan fried dumpling dengan saus mayonaisse, minumnya es teh tarik pastinya. Ternyata rasa menu yang saya pesan memang tidak mengecewakan, pengalaman puluhan tahun mengolah chicken rice secara turun temurun tetap terjaga. Nasi hainan yang gurih, ayam yang empuk dan berasa sekali bumbunya. Perfect!

Aduh...malam itu makannya memang nikmat :))

Ulliko


Doyan durian?
Selain enak dimakan langsung dari buahnya, durian juga enak meski diolah jadi penganan atau isi sesutu. Contohnya yang dilakukan oleh Ulliko, toko jajanan dari durian di daerah Kelapa Gading. Durian yang manis dan legit itu kemudian di olah menjadi isi kue sus, es, dijadikah kuah untuk serabi dan ketan. Karena diolah tanpa essence dan campuran apapun, rasa durian tetap seperti aslinya. Silakan pada mampir kesana, cocok buat cemilan sore hari :)

Radja Ketjil


Resto peranakan di daerah Tarogong, di selatan Jakarta ini, akhirnya dikunjungi juga. Setelah gagal di bulan lalu, hari ini menetapkan hati menuju ke resto milik salah satu personel Project Pop itu. Sengaja memilih waktu makan siang, sekalian mengukur rame gak nya yang datang di akhir minggu.

Ternyata hari itu tidak terlalu banyak tamunya, masih banyak tempat di dalam maupun luar. Tapi saya memilih di bagian luar supaya bisa merokok :). Diperhatikan bangunan yang asalnya sebuah rumah itu memang cukup serius desainnya. Dominasi warna merah peranakan, bahan kayu dan pernak-pernik jadul di atur sedemikian rupa menjadikan suasana yg homie.

Puas melihat-lihat, langsung pesen makanan. Nama menunya lucu-lucu, olah kata yang cukup kreatif. Untuk pembuka dipesanlah Lumpia Taoke Petekoan, bentuknya kecil2, isinya udang, jumlahnya sepuluh tapi rasanya enak :), kemudian meluncur menu-menu lain : Ayam Goreng Hongkong, Tahu Hujin Tje Lie Rina, dan Kwe Tiauw Ayam Bangun Pagi.

Secara umum, rasa masakan yang dipesan tadi cukup enak tapi tidak luar biasa. Tempat yang menyenangkan dan adanya free wi-fi cukup banyak menolong membangun perasaan yg nyaman :))

Pempek @bing


Pempek, salah satu makan Palembang yang saya suka, selain tempoyak, banyak dijual di Jakarta. Salah satunya ada di jalan casablanca. Namanya Abing tapi huruh "A"nya musti ditulis pake tanda @, gak ngerti kenapa mungkin untuk jadi identitas atau iseng aja. Ada dua tempat di sepanjang jalan itu, jadi silakan pilih yang mana saja, rasanya sama kok. Menu hari itu yang dipilh adalah kapal selam dan lenggang, sayang pempek panggang-nya abis, sigh...
Hati-hati dengan saus cukanya, pedas banget, kayaknya lain kali musti minta yg biasa aja deh, tapi memang tidak seperti yang saya bayangkan, rasanya sedang-sedang saja.

Gelatissimo


Salah jenis ice cream yang paling saya gemari adalah Banana Split. Nah, hari itu pas kebetulan pergi ke PIM, dan abis makan tiba-tiba pingin makan ice cream. Tengak-tengok eh nemu Gelatissimo, resto ice cream asal Itali ini ternyata punya menu banana split juga.
Dan akhirnya memesan satu porsi untuk dicicipin. Disajikan di mangkok berbentuk kerucut, berisi tiga buah pisang yang ditumpangi tiga scoop ice cream yang ditaburi kacang dan secuil cherry diatasnya. Bayangkan, lembutnya ice cream Gelatissimo berpadu dengan manisnya pisang.....hmmm

Dimsum at Eaton



Pagi-pagi paling enak sarapan dim sum, banyak tempat di jakarta yang menyajikan makanan itu, termasuk Eaton, resto yang ada di jalan Wolter Monginsidi. Karena niatnya cuma utk isi perut sekedarnya, hari itu hanya memesan 3 menu saja : sio may, ha kaw dan bak pao isi ayam bbq, overall rasanya enak, padat dan pastinya cukup mengenyangkan :)

Q Smokehouse Factory


Sekilas dari namanya tidak memunculkan kesan sebuah restoran, namun penamaan itu bukan tanpa maksud, arti nama smokehouse itu merujuk pada cara mengolah dagingnya dengan cara mengasapi selama 8 jam sebelum disajikan “…we marinate our barbeque in our secret marinate and cook them for a minimum 8 hours in our custom-bulit barbeque imported from the USA, using mix fruit and hardwood…”

Memasuki resto yang didominasi unsur kayu ini terasa hangat dan cozy, dengan pencahayaan yang pas dan enak dimata, pengaturan interior yang baik menambah kenyaman, selain ruangan dibagi atas 2 bagian untuk smoking dan non, ada juga VIP Room dan yang penting ada Free WiFi :)

Udah beberapa kali kesana, dan selalu memesan menu yang sama, Q Rib Eye Hawaiian Steak, dagingnya juicy sekali karena proses marinated selama 48 jam, dituangi olive oil dengan side dish-nya french fries, proses melahap makanan itu tidak lebih dari 10 menit.... :p, untuk menu pembuka pesen Caesar Salad (mereka hanya punya versi low fat) dan Smokey Chicken Quese, semacam roti prata yang berisi jamur, tomat, dan beberapa sayuran lain yang dipotong kecil), semua makanan diloloskan lewat tenggorokan dengan segelas ice tea....glek..glek...siiiiip!

Ah Tuan Ee's - Malaysian Nyonya Cuisine


Another kuliner trip, dan kali ini menyambangi resto punya auntie di pacific place, Ah Tuan Ee's Malaysian Nyonya Cuisine.

Bertempat di lantai 4 mal di bilangan SCBD ini, interior resto langsung menyita perhatian. Dengan mengusung bentuk rumah kampung Malaysia, dihiasi dengan sangkar burung dan botol2 berisi rempah-rempah. Yang menarik adalah resep otentik si nyonya juga dipajang diantara foto-foto jadul. Suasananya menyenangkan dan hommie. Hanya saja lampunya terlalu terang, jadi agak berasa panas dan silau.

Gimana makannya?

Seperti biasa, kalo ke resto peranakan saya selalu memesan nasi lemak, karena itu salah satu indikator enak atau tidaknya masakannya :), kemudian asam laksa, roti canay dengan kari ayam, teh tarik dan diakhiri dengan ice kacang. Nyam..nyam...

Roti canay dan karinya enak banget, nasi lemaknya cukup enak, tidak luar biasa tapi dagingnya sangat empuk, asam laksanya patut diacungin jempol, segar dan lezat dan jangan kaget dengan ukuran ice kacang-nya ya....buannyaaaak banget dan menjulang keatas ditutupi oleh satu scoop ice cream vanila. Saking banyaknya sampe gak abis.

Overall, resto ini layak untuk dikunjungi lagi, dengan makanan yang enak dengan harga yang woth it dan suasana yang hommie.

Cream & Fudge Factory


"ice cream selalu bisa jadi sahabat yang menyenangkan di suasana apapun...."

Rasanya semua pasti setuju, makan ice cream itu selalu memunculkan sensasi yang menyenangkan, biar kita udah tau rasa apa yg dipilih tapi masih menunggu kejutan apa yang akan kita rasakan ketika gumpalan dingin itu masuk ke mulut dan meluncur ke tenggorokan, nyam...nyam...

Dan semua produk ice cream akan punya resep rahasia yang diunggulkan, termasuk yang satu ini "cream & fudge factory", kita bisa memilih rasa apapun dan ditambah dengan topping yang beragam, kemudian kedua pilihan kita itu di campur diatas frozen marble stone dan walaaaa.....hasilnya ice cream yang nikmat, dan hari itu saya memilih apple crumble untuk dicoba....dan not bad, rasanya enak dan enak :)

Ming


Kalo ingat Ming, pasti ingat waiters chief-nya yang super ramah dan sedikit 'melambai', meski tak ingat namanya tapi wajah dirinya yang pernah jadi talent untuk iklan teh botol sosro ini selalu gampang dijumpai di resto bergenre chinese di bilangan setiabudi building. But this time, nyobain makan di cabang barunya di senayan city.

Tidak ada perubahan dari segi menu makanannya, tapi dengan ambience yang lebih modern, Ming tetap konsisten menyajikan hidangan yang lezat bagi penyuka masakan cina. Seperti biasa, di setiap chinese resto saya selalu memesan bebek panggang dan teman-temannya, seperti dim sum, tomeo garlic, sup kepiting asparagus, minum nya chinese tea dan diakhiri dengan puding mangga. Setelah kunyah-kunyah semua makanan itu puya kesimpulan : bebek panggangnya masih kalah enak dengan Duck King, disini agak anyep dan terlalu basah, sup-nya terlalu kental dan puding mangganya juga kurang legit.

Overall, rasa masakannya standar, tidak terlalu luar biasa..cukup lah, gak nyampe dapat bintang empat :p

Oh ya, hari itu ketemu si 'melambai' disana, dan tetap dengan keramahan yang super ekstra :))

Marble Cheese at Secret Recipe


Marble Cheese.
itu nama cake yang dicoba sore itu, dipilih karena ada bandrol "award winning"nya. Dan rasanya memang tidak berlebihan karena cake yang memenangkan kompetisi di negara asalnya (Malaysia) ini memang legit dan lekker di setiap gigitannya, tapi jangan makan lebih dari satu potong, soalnya bisa eneg dan ilang kenikmatannya :))

Nasi Uduk Kebon Kacang di Tebet


Nasi uduk kebon kacang udah jadi trade mark tersendiri bagi penyuka nasi gurih ini. Entah gimana asal usulnya, mungkin memang pertama kali yang menjual nasduk itu ada di daerah tanah abang atau yang terkenal enak disana, tapi yang pasti hampir setiap penjual nasduk pasti membandrol barang dagangannya sebagai nasduk kebon kacang.

Termasuk salah satunya yang ada di daerah tebet barat, tepatnya di depan tempat jual beli valas piti pili. Sudah hampir 5 bulan tempat itu dibuka, baru hari itu mampir makan siang dsana, kebetulas pas hari itu gak ngantor karena harpitnas :)). Tanpa basa basi langsung memesan nasduk, ayam goreng, tahu tempe goreng dan cumi goreng. Dan seperti dugaan awal, nasduk yang dibungkus daun isang ini porsinya dikit, dan harus makan minimal 2 bungkus supaya pas di perut. Rasa nasduknya gurih banget ditambah campuran bawang goreng yang ditabur di bagian atasnya, enak....:)). Artinya bisa balik lagi kesitu next time....

Saturday, June 14, 2008

Raja Rasa Sundanese & Seafood


Resto dengan masakan sunda dan seafood ini masih kinyis-kinyis barunya, belum ada sebulan dibuka. Menempati area yang luas dengan bangunan yang berkonsep galeri ini memiliki ruang VIP, dining hall berkapasitas 300 orang, dan beberapa saung lesehan ataupun yang bertempat duduk. Salah satu saung berbentuk lumbung padi dan dikelilingi kolam dan air yang gemericik. Interior restoran ini diisi banyak karya seni seperti lukisan, patung bahkan duplikasi kereta raja keraton.

Lalu, gimana makanannya?

Hari itu memesan beberapa menu untuk dicoba, urutan pertama sup jagung kepiting dan tahu goreng berbumbu untuk pemanasan :), tempat sup terbuat dari kelapa yang dibelah, dan dibuang isinya namun masih menyisakan bagian sabutnya dan tempat makan sup terbuat dari batok kelapa yang masih kecil yang dibelah, kemasan yang artisitik dan rasa sup itu cukup enak. Tahu goreng berbumbunya mak nyus...

Pesanan berikut mengalir, nasi satu centong, udang keraton, cumi telor bakar dan karedok. Dan mulailah mencicipi satu persatu pesanan itu, rasa karedok standar pada umumnya, tapi udang keraton yang dibungkus daun pisang paling menarik selera, ada semacam saus manis yang diguyur ke udang sebelum dibakar. Beralih cumi telor bakar, masih dengan penggunaan semacam saus yang diguyur di atas cumi memberi aksen rasa yang tidak biasa.

Overall, rasa masakan cukup enak tapi tidak luarbiasa, untuk ambience dan pelayanan harus diacungi jempol.

Kenny Rogers Roaster


Karena penasaran pingin nyoba makan di resto yang pernah buka di Jakarta sekitar tahun 90-an ini, akhirnya saya meluangkan waktu ke sana sekalian ketemuan teman yang juga sama-sama penasaran merasakan ayam panggangnya yang terkenal itu. Bertempat di Kem Chick Pacific Place, Kenny Rogers Roaster yg berada di pintu masuknya, segera menyita perhatian dengan dominasi warna merah dan signage yang menyolok.

Tanpa basa-basi, langsung memesan caesar salad, 1/4 chicken dengan saus original dengan 3 pilihan side dishes (sweet corn & carrot, mashed potato & gravy, barbecued baked bean), beef spaghetti bolognaise dan ice tea/ice lemon tea (refill) dan oh ya... bonus muffin yang bisa dipilih rasanya (banana, chocolate, vanilla)

Overall, chicken roasternya enak, bumbu ayamnya kerasa di setiap gigitan, tapi sayang spaghettinya kurang nyam-nyam, sementara mashed potato-nya enak buanget, lembut dan langsung lumer bgitu masuk mulut.Not bad lah...

Ah Yat Seafood


Ah Yat, chinese seafood resto di bilangan Senayan ini sudah pasti dikenal banyak orang, selain karena sudah ada sejak lama juga karena kelezatan makannya. Tapi karena harganya yang lumayan mahal, akibatnya jarang disambangi :)

Tapi hari itu meniatkan diri kesana, semata-mata karena promo salah satu kartu kredit yang bekerja sama dengan ah yat, yang berbaik hati memberikan potongan sampai 50%! cihuiii......dengan langkah tegap berwibawa dan perut yang kosong memasuki ah yat yang cukup penuh, beruntung langsung dapat satu tempat kosong dan hup...duduk manis memesan makanan.

Pesanan pertama, sup kepiting asparagus dan jasmine chinese tea, buat pemanasan sambil pilih2 menu main course...dan selanjutnya sepiring bihun goreng, bebek panggang ukuran small, baby pak coy garlic dan lobster kanada masak garlic steam, dan ditutup dengan mango pudding, nyam-nyam...secara umum semuanya enak, tasty dengan kualitas rasa yang terjaga, ada beberapa catatan kecil aja, bihun gorengnya agak unik karena dicampur kari, jadi rasanya agak aneh,
bebek panggangnya?two thums up!
lobster steam garlicnya?four thumbs up!